PENULIS : WINNY KHODIJAH LUBIS 

IG : @winnykl 



Kuliah kerja lapangan yang sering disingkat dengan KKL merupakan salah satu kuliah lapangan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa semester 7, di Uin Syahada Padangsidimpuan. Dibagi menjadi 100 kelompok mahasiswa, yang masing-masing beranggotakan 13-14 orang perkelompok. Ada dua pilihan tempat yang disediakan pihak kampus untuk melaksanakan kegiatan ini. Yakni, Tapanuli Tengah dan Labuhan Batu Selatan. Selama menjadi peserta KKL, kami terpilih dari pihak LPPM Uin Syahada berada di kelompok 37 yang ditempatkan di Lingkungan Pasar Batu Gerigis, Kec. Barus Kab. Tapanuli Tengah. Dan kelompok kami terdiri dari 13 orang. KKL yang kami laksanakan kurang lebih 40 hari, terhitung mulai dari tanggal 15 Juli 2022 sampai 31 Agustus 2022.

Dua hari sebelum melakukan program kerja yang kami siapkan jauh-jauh hari, kami terlebih dahulu melakukan briefing dengan dosen pembimbing lapangan (DPL). DPL kelompok kami yakni, bapak Dr. H. Abdul Sattar Daulay M.Ag. Kami berdiskusi dengan tujuan apa saja yang akan kami persiapkan dalam proses kegiatan di lapangan. Baik perolehan data dan pengolahan data yang diperlukan sebagai bahan laporan akhir KKL nantinya.


                               

Senang sekali rasanya mendapat kesempatan KKL di Barus. Barus termasuk salah satu kota tertua di Indonesia. Hal itu juga yang menjadi titik nol penyebaran Islam di Nusantara. Oleh karena itu, Barus juga dikenal dengan alamnya yang indah dan masyarakatnya yang ramah tamah. 


Salah satu program kerja yang kami lakukan yaitu mengajar di MIS NU yang ada di Barus. Memang tak semua dari kelompok kami merupakan berasal dari fakultas keguruan, namun tak menutup kemungkinan dari fakultas yang lain juga bisa mengajar. 

Bapak kepala madrasah dan guru-guru yang mengajar di sana, sangat welcome menyambut kami untuk dapat melaksanakan program kerja yang kami siapkan di madrasah mereka. Tak kalah antusiasnya dengan tenaga pendidik, murid-murid juga senang dan bahagia dengan kedatangan kami ke madrasah mereka sehingga membuat mereka semakin semangat belajar.


Hal bahagia juga saya rasakan menjadi bagian dari mengikuti kegiatan kemerdekaan Indonesia disana. Foto pertama saya menjadi suporter permainan bola volli antar SMA. Dan foto kedua menjadi suporter permainan sepak bola antar SD yang dimana MIS NU mendapat juara 3 sekecamatan Barus.


 


Dua photo diatas merupakan kenangan saya bersama teman sekelompok ketika kami menikmati indahnya pemandangan kota Barus dari Makam Papan Tinggi. Dimana Makam Papan Tinggi yang sering dikenal dengan Tangga 1000 merupakan komplek pemakaman tua sejarah Islam yang terletak di atas bukit. Tepatnya, di daerah desa Penanggahan, Kec. Barus Utara, Kab.Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara. 


Selama KKL, ada juga kegiatan Safari KKL yang diadakan pihak kampus di lapangan merdeka Kota Barus. Kegiatan ini banyak menampilkan aksi dan penampilan dari setiap masing-masing kelompok peserta KKL yang ada di Barus. Namun, kelompok kami tak menampilkan apapun. Tapi kami telah menyiapkan sholawat apabila kelompok kami tiba-tiba dipanggil. Walau tak tampil, kami tak berkecil hati. Hahaha.


Ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Tibalah kami berkumpul dengan bapak dan ibu kepling Pasar Batu Gerigis. Yang sudah kami anggap seperti orangua kami sendiri selama kami disana. Dimana mereka telah menyambut kami mulai dari awal kedatangan kami di kota Barus sampai kami kembali ke Padangsidimpuan. Pada hari perpisahan itu, mereka berdua telah bersusah payah menjamu kami dengan berbagai hidangan yang sangat lezat sekali. Pak, Buk, Terimakasih. Semoga mereka membaca tulisan saya ini. hehe.




Photo ini diambil ketika malam sebelum keberangkatan kami kembali pulang. Sengaja kami pergi ke pasar kecil yang dekat dari posko kami untuk membeli satu barang yang dijadikan sebagai kenang-kenangan. Kami menemukan baju tidur unik yang cantik. Walau motif sama, namun warna yang berbeda. Baju tidur ini kami jadikan sebagai memories, karena kami yang 10 perempuan, telah tidur bersama selama 40 hari. Di kamar yang ala kadarnya.



The last picture, kenangan bersama Ibu lurah kelurahan Pasar Batu Gerigis, yang cantik dan baik hati. Photo ini diambil beberapa jam sebelum berangkat pulang ke Padangsidimpuan. Beliau ingin melihat kami sebelum pergi, katanya. Ada banyak kenangan yang kami lalui di Barus bersama beliau. Beliau juga sudah kami anggap seperti orangtua kami. Terimakasih Ibu, telah memberikan hal baik serta berbagi banyak ilmu kepada kami. Yang paling penting, Ibu telah membantu laporan akhir KKL kami yang Alhamdulillahirobbilalamiin, Nilainya memuaskan. 

Ada banyak pengalaman-pengalaman lain yang saya dan teman sekelompok lalui selama di Barus. Namun, jika dijabarkan mungkin tak akan selesai. Perlu teman-teman tahu bahwa biarkanlah yang lalu menjadi pengalaman dan kenangan, karena masa depan telah menanti dari perjuangan dan kemantapan diri.

Yang indah hanya sementara. Namun yang abadi tetaplah kenangan. Ada banyak permasalahan, terutama di kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, jangan pernah tinggalkan kesempatan dan ikut andillah di dalamnya. Melalui KKL, banyak sekali pelajaran yang saya dapat. Jadilah pemuda yang kreatif dan inovatif!